Halaman

Rabu, 15 Juni 2011

Tradisi Ilimah yang mengubah keragaman menjadi Produktivitas

Disarikan dari buku "Menikmati Demokrasi" karya Anis Mata 

Karena sebuah gagasan terkadang harus diuji di lapangan dan perlu waktu. Tapi membuat seseorang mentoleransi orang lain adalah menunjukkan keluasan ilmu dan wawasannya. Itu yang membantunya memahami orang secara tepat. Memahami alasan-alasan yang mendorong seseorang memiliki sebuah sikap. Mengokohkan Tradisi Ilmiah Beberapa ciri tradisi ilmiah yang kokoh, yang dapat mengubah keragaman menjadi produktivitas kolektif:
1. berbicara dan bekerja berdasarkan ilmu pengetahuan, 
2. tidak bersikap apriori dan tidak memberikan penilaian terhadap sesuatu sebelum mengetahuinya dengan akurat
3. selalu membandingkan pendapatnya dengan pendapat kedua dan ketiga sebelum menyimpulkan atau mengambil keputusan, 
4. mendengar lebih banyak daripada berbicara,
5. gemar membaca dan secara sadar menyediakan waktu khusus untuk itu,
6. lebih banyak diam dan menikmati saat-saat perenungan dan kesendirian,
7. selalu mendekati permasalahan secara komprehensif, integral, obyektif dan proporsional, 
8. gemar berdiskusi dan proaktif dalam mengembangkan wacana, ide-ide tapi tidak suka berdebat kusir,
9. berorientasi pada kebenaran dalam diskusi dan bukan pada kemenangan,
10. berusaha mempertahankan sikap dingin dalam bereaksi terhadap sesuatu dan tidak bersikap emosional serta meledak-ledak, 
11. berfikir secara sistematis dan berbicara secara teratur,  
12. tidak pernah merasa berilmu secara permanen dan karenanya selalu ingin belajar
13. menyenangi hal-hal yang baru dan menikmati tantangan serta perubahan
14. rendah hati dan bersedia menerma kesalahan,
15.lapang dada dan toleran dalam perbedaan,
16.memikirkan ulang gagasannya sendiri atau gagasan oang lain dan senantiasa menguji kebenarannya,
17.selalu memikirkan gagasan-gagasan baru secara produktif .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

KABAR DPC

KIPRAH KEWANITAAN

KOLOM